Monday 19 December 2011

Rujak soto


Rujak Soto adalah masakan khas dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Masakan ini merupakan paduan unik antara Rujak Cingur dengan Soto Babat.
Biasanya rujak disajikan terlebih dahulu, kemudian disiram dengan kuah soto berikut babatnya. Rasanya juga khas, ada unsur soto sekaligus rasa rujak dengan aroma terasinya. Rujak Soto kadang disajikan dengan Es Temulawak. (wikipedia).

Resep Bahan Rujak :
  • kangkung 1 ikat, siangi, rebus
  • kacang panjang 50 gram, potong, rebus
  • taoge 100 gram, siangi
  • cingur (mulut dan hidung sapi) 100 gram, rebus, goreng, potong
  • tahu 2 buah, goreng, potong
  • tempe 5 buah, goreng, potong
  • mentimun 1 buah, kupas dan potong
  • kacang tanah 100 gram, goreng
  • lontong 1 buah, siap beli, potong
  • pisang batu 2 buah
  • kerupuk udang 50 gram, goreng
  • kerupuk melinjo 50 gram , goreng
  • gula merah sisir 1 sendok teh
  • garam secukupnya
  • air asam secukupnya
  • petis udang 50 gram
  • air secukupnya
Resep Bahan Soto :
  • daging sapi 250 gram
  • jaroan sapi (usus, paru, babat) 250 gram, rebus, buang airnya
  • air secukupnya
  • seledri 2 batang, iris tipis
  • bawang perai 2 batang, iris tipis
  • bawang goreng secukupnya
  • minyak goreng 2 sendok makan
  • lengkuas 2 cm, memarkan
  • daun jeruk 5 lembar
  • serai 2 tangkai, memarkan
Resep Bumbu Halus Rujak Soto :
  • bawang merah 7 butir
  • bawang putih 5 siung
  • kunyit 2 cm
  • jahe 2 cm
  • kemiri 4 butir
  • merica 10 butir
Cara Membuat Rujak Soto :
  1. Bumbu rujak : Haluskan kacang tanah, pisang batu, gula merah, air asam, garam dan petis.  Tuang air secukupnya, aduk rata. Sisihkan.
  2. Rebus air dan daging hingga mendidih dan daging lunak. Angkat daging dan potong sesuai selera.
  3. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun jeruk, lengkuas dan serai hingga harum. Masukkan bawang perai, aduk rata.
  4. Masukkan jeroan dan daging ke dalam bumbu tumis, masak hingga bumbu meresap.
  5. Tuang air rebusan daging, masak hingga mendidih dan bumbu meresap. Kecilkan api.
  6. Atur semua bahan rujak di atas piring saji.
  7. Tambahkan bumbu rujak secukupnya.
  8. Tambahkan daun seledri dan bawang goreng, tuang soto secukupnya. Sajikan dengan kerupuk udang dan melinjo. (Inforesep.com)
 Catering Anda menyediakan Rujak Soto dengan jumlah sesuai kebutuhan dari acara yang akan diselenggarakan. Hubungi 033-410002 atau di Nomor HP : 085330079333 (Bu Badrus)

Friday 16 December 2011

Festival Sangrai Kopi Massal Digelar di Banyuwangi

TEMPO.CO, Banyuwangi - Sambil mengunyah sirih, Sonah membolak-balikkan satu kilogram biji kopi robusta di atas penggorengan. Kepulan asap dari tungku membuat matanya setengah berair.

Setelah 30 menit, perempuan berusia 50 tahun itu mengangkat biji kopi yang telah berwarna hitam legam. Aroma gosong khas kopi menusuk hidung.

Menurut Sonah, setiap sepekan sekali, dirinya memang menyangrai kopi. Sebab, minum kopi tiga kali sudah jadi tradisi di keluarganya. "Pagi, siang, dan malam harus minum kopi," katanya.

Tidak hanya Sonah, ada 270 orang yang juga sibuk menyangrai kopi secara tradisional. Mereka memang sedang mengikuti Festival Sangrai Kopi Massal yang digelar pemerintah Banyuwangi di Desa Kemiren, Sabtu, 10 Desember 2011.

Sangrai kopi massal itu menggunakan peralatan tradisional, yang terdiri dari tungku batu bata, kayu bakar, serta penggorengan dari gerabah. Ratusan tungku yang dipakai peserta dijajar di sepanjang jalan desa.

Peserta merupakan perwakilan dari setiap kecamatan di Banyuwangi. Setelah mengambil nomor, setiap peserta diberi satu kilogram kopi robusta hasil produksi perkebunan rakyat Banyuwangi. Mereka harus menyangrai kopi dalam waktu 2x20 menit.

Penguji cita rasa kopi tingkat dunia sekaligus penggagas acara, Setiawan Subekti, mengatakan, Festival Sangrai Kopi tersebut bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang cara menyangrai kopi yang benar.

Menurut dia, selama ini kebanyakan warga menyangrai kopi melewati batas kehitamannya sehingga menghasilkan kopi yang gosong dan berasa pahit. "Padahal kopi tidak harus hitam dan pahit," kata Setiawan.

Dia menjelaskan, idealnya menyangrai kopi hanya dalam waktu 20 menit dengan temperatur 180-200 derajat Celsius. Dengan proses ini, kata dia, akan dihasilkan biji kopi berwarna cokelat tua. "Kalau warna hitam, cita rasa kopi akan hilang," tegasnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, Festival Sangrai Kopi ini akan memperkenalkan Banyuwangi sebagai daerah penghasil kopi. "Tahun 2012 akan ditindaklanjuti dengan mengekspor kopi rakyat," kata dia.

Festival Sangrai Kopi Massal tersebut akhirnya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai penyangrai kopi terbanyak di Indonesia. Senior Manager MURI, Paulus Pangka, mengatakan, kegiatan ini merupakan rekor baru yang tercatat oleh MURI. "Sebelumnya, belum ada Festival Sangrai Kopi di Indonesia," kata Paulus di Banyuwangi.

IKA NINGTYAS
Sumber : Tempo.co