
Ibu rumah tangga yang membuka rumah makan sejak tahun 2007 itu mengaku awalnya ide membuat nasi goreng hitam setelah ada beberapa nelayan yang datang ke warungnya menawarkan cumi-cumi berukuran besar. "Kebetulan di sini kan dekat pantai, sedangkan cumi-cumi yang laku ukuran kecil. Nah yang berukuran besar sering ditawarkan ke sini oleh nelayan. Karena kasihan jadi saya beli, terus saya mikir buat apa ya. Akhirnya saat diotak-atik muncul ide untuk buat nasi goreng berbahan tinta cumi-cumi," tuturnya.
Setelah dimasak, ternyata banyak yang suka dengan nasi goreng hitam olahannya sehingga dimasukkan dalam menu utama di rumah makannya. "Kalau ditanya resepnya sederhana sekali hanya bawang putih, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit secukupnya. setelah dihaluskan dan dicampur dengan tinta cumi-cumi dan didiamkan beberapa beberapa menit lalu digoreng dengan nasi putih dan ditambahan minyak wijen dan minyak lobster. Terkadang juga ditambahkan udang, sosis dan bakso. Satu hari minimal 4 kilogram nasi putih," jelasnya.
Sistu menuturkan nasi goreng hitam buatannya dapat mencegah terjadinya kanker karena uji klinis yang dilakukan Jin’ichi Sasaki di Universitas Hirosaki Jepang menemukan jika dalam dalam cumi-cumi mengandung banyak sekali asam amino esensial yaitu leusin, lisin dan fenilalanin dan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat serta vitamin larut lemak (A, D, E, K) yang berguna untuk menambah sel darah putih dalam darah untuk memerangi sel-sel kanker.
Selain nasi goreng hitam, rumah makan yang berada tepat di belakang
Kelenteng Hoo Tong Bio ini juga menyediakan nasi goreng merah muda, nasi
goreng hijau dan nasi goreng oranye. "Warna merah muda berasal dari
buah naga merah, kalau hijau dari sayur-sayuran dan warna oranye berasal
dari rambutan," jelasnya.
Ia juga mengaku semua bahan-bahannya merupakan hasil kebun keluarganya. "Sebagian juga kami tanam di sini agar konsep 'garden, come back nature' bisa dinikmati oleh pengunjung. Lihat saja di sana ada tamanan buah naga, terus sayur-sayuran yang ditanam di sekitar tempat duduk pengunjung," katanya.
Sementara itu Winda Sukma (24), salah satu pengunjung mengaku jatuh cinta dengan nasi goreng hitam. "Rasanya gurih banget, amisnya nggak terasa karena ada acar timunnya. Beda dengan nasi goreng lainnya yang pewarnanya nggak alami. Pokoknya harus di coba," kata mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi itu.
Ia juga mengaku semua bahan-bahannya merupakan hasil kebun keluarganya. "Sebagian juga kami tanam di sini agar konsep 'garden, come back nature' bisa dinikmati oleh pengunjung. Lihat saja di sana ada tamanan buah naga, terus sayur-sayuran yang ditanam di sekitar tempat duduk pengunjung," katanya.
Sementara itu Winda Sukma (24), salah satu pengunjung mengaku jatuh cinta dengan nasi goreng hitam. "Rasanya gurih banget, amisnya nggak terasa karena ada acar timunnya. Beda dengan nasi goreng lainnya yang pewarnanya nggak alami. Pokoknya harus di coba," kata mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi itu.
Penulis | : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati |
Editor | : I Made Asdhiana |